SELAMAT DATANG DI DUNIA MATEMATIKA

27 Agustus 2009

MENJADI GURU YANG KOMUNIKATIF

“Guru komunikatif mampu berkomunikasi secara bermakna dengan siswa”.


Setiap hari di dalam kelas guru harus berhadapan dengan bermacam karakter murid. Bermacam pula latar belakang lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang biasa menyertai siswa antara lain: kesalahan-kesalahan pedagogis, keadaan kesehatan dan situasi rumah atau sekolah (yang menghasilkan gangguan-gangguan emosional atau gejala-gejala gangguan psikis).
Tugas utama mengajar bukan melulu melakukan sesuatu bagi siswa, tetapi lebih berupa menggerakkan murid melakukan hal-hal sesuai yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Bukan pula menerangkan hal-hal yang terdapat dalam buku, tetapi mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motivasi-motivasi, dan membimbing siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Yang mutlak diperlukan di sini adalah tersambungnya komunikasi. Tentunya, komunikasi dua arah. Dari guru ke murid dan sebaliknya.
Ada dua macam komunikasi yang kita kedepankan di sini: komunikasi verbal dan non verbal. Penggunaan komunikasi verbal di dalam kelas hendaknya didesain seefisien mungkin, sehingga pembelajaran tidak menggusur format siswa sebagai subyek dan sentra aktivitas belajar.
Rangkaian pembelajaran harus mengarahkan siswa kepada tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Kata-kata bernuansa dorongan dan penyemangat lebih dibutuhkan siswa daripada ceramah-ceramah pengulangan materi. Kita harus membuang jauh-jauh model pembelajaran yang mengebiri aktivitas murid di dalam kelas, contohnya pembelajaran yang mutlak bertumpu pada aktivitas guru dan mengesampingkan kebutuhan murid secara naluriah.
Sebelum mengajar guru hendaknya merancang suatu pola komunikasi tertentu untuk mengatasi permasalahan anak didik di kelas. Kita sadari, bahwa ada beberapa anak yang tidak cukup hanya dengan komunikasi verbal, tetapi masih perlu dengan pendekatan-pendekatan individual secara intensif.
Banyak pula siswa yang lebih membutuhkan model komunikasi non verbal. Misalnya dengan body language, curahan perhatian, tulisan-tulisan suportif di buku tulisnya, misal: hebat, pintar, dan sebagainya. Semua bergantung pada karakter dan lingkungan sosial yang menyertai murid.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru adalah komunikasi dengan orang tua atau keluarga siswa. Di mana guru bertugas memberikan pelayanan kepada orang tua siswa. Beberapa kendala yang bisa muncul antara lain: sikap orang tua terhadap pendidikan bermacam-macam; kesibukan orang tua; tingkat pendidikan orang tua bervariasi sehingga model komunikasinya pun berbeda-beda; kebijakan personalia administrasi sekolah. Untuk itu para guru hendaknya mulai mengimbanginya dengan mencoba berberapa tehnologi komunikasi untuk membuka akses dengan orang tua.
Penggunaan tehnologi komunikasi secara efektif mampu membantu kinerja guru terutama dalam pelayanan terhadap orang tua. Lewat E-mail orang tua dapat berkomunikasi dua arah dengan guru tanpa harus bersusah payah bertatap muka di sekolah. Dengan membuat blog para guru memberi kesempatan kepada banyak orang untuk membaca dan memahami buah pikiran guru demi kemajuan pendidikan Indonesia. Berarti fungsi sebagai Public Relation bisa juga dijalankan oleh guru.
Kesimpulannya, guru yang komunikatif adalah guru yang mampu menggunakan alat-alat komunikasi baik verbal maupun non verbal dalam rangka membina hubungan dengan siswa dan masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan.