SELAMAT DATANG DI DUNIA MATEMATIKA

27 Agustus 2009

Cermat Memilih Sekolah

Sebagaimana memilih presiden, memilih sekolah untuk anak memerlukan strategi khusus. Sebab setiap sekolah berusaha merebut konsumennya dengan beragam kiat juga. Orang tua harus jitu jangan sampai ujung-ujungnya merasa kena tipu.

Mungkin benar kata banyak orang bahwa semua di dunia ini sudah bergeser. Sekolah yang dulu sebagai lembaga sosial, kini sudah berganti rupa sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Lihatlah biaya masuk di sekolah berlabel Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) yang membuat kita merinding. Orang tua harus mengeluarkan uang berkisar 10-20 juta persiswa baru hanya untuk barang yang berlabel “rintisan”.

Program RSBI dicanangkan oleh pemerintah memang bertujuan baik, yaitu memberikan standarisasi proses pendidikan yang setara dengan kurikulum berkonten internasional. Permasalahan yang kemudian muncul adalah sekolah-sekolah berlabel RSBI berani memasang tarif yang “gila-gilaan”. Dengan biaya masuk sebesar itu tentunya sekolah RSBI hanya mampu terjangkau oleh kaum berkantong tebal. Pertanyaan bodohnya: untuk apa uang itu?

Belum Layak

Banyak keluhan yang dilontarkan orang tua yang anaknya terlanjur masuk di sekolah RSBI. Mulai kemampuan guru mengajar yang biasa-biasa saja, fasilitas yang kurang memadai, hingga model pembelajaran bilingual yang membingungkan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa program RSBI belum layak dihargai sebesar itu.

Bila dirunut akar munculnya berbagai keluhan tersebut, kita dapatkan bahwa telah terjadi kesalahan interpretasi. Banyak sekolah berlomba mengejar label RSBI dengan memberikan kursus bahasa Inggris pada guru-gurunya, agar mereka mampu mengajar dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Sekolah tidak memperhitungkan kemampuan SDM guru-gurunya. Apalagi sebagian besar dari mereka sudah termasuk guru yang mendekati purna tugas.

Sebenarnya mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris bukanlah persoalan sulit. Yang penting murid faham dan tujuan pembelajaran tercapai. Tapi bukan itu standarisasi yang dianjurkan. Karena konten kurikulum internasional dalam kurikulum pendidikan kita harus menghasilkan murid yang tidak sekedar pintar berbahasa Inggris. Tetapi ketika murid tersebut ingin mendaftar pada sekolah di mana pun di seluruh dunia ini, ia akan masuk pada kelas yang “semestinya” tanpa ada penyesuaian-penyesuaian.

Persoalannya: sudahkah dunia mengakui level pendidikan kita?

Serahkan pada Anak

Idealnya sebagai orang tua tentu mendambakan anaknya bisa bersekolah di sekolah favorit dengan segala labelnya. Selain agar anak tidak menemui kesulitan belajar, juga bisa untuk kebangaan keluarga. Tetapi ada baiknya orang tua menyerahkan sepenuhnya pada anak karena merekalah yang akan merasakan semuanya. Biarlah anak memilih sekolah favorit yang diinginkannya.

Yang terpenting orang tua harus yakin bahwa sekolah yang diinginkan anak mampu memberikan jaminan prestasi sesuai/melampaui potensi anak. Karena sekolah yang hebat adalah sekolah yang mampu menghasilkan siswa berprestasi level 10 untuk siswa dengan potensi level 1.