SELAMAT DATANG DI DUNIA MATEMATIKA

22 Desember 2009

MENGAJAR, PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA

Pearson (1989) mengatakan bahwa tujuan mengajar adalah menyempurnakan pembelajaran. Dengan menggunakan sebuah studi pengajaran matematika, kita akan memahami cara bagaimana pengajaran matematika menyempunakan pembelajaran matematika. Studi seperti itu memberikan pengertian yang mendalam bagaimana pengajaran matematika berkembang atau dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika pada siswa. Tentu saja pengajaran tidak berkembang secara abstrak, tetapi melalui pertumbuhan pengetahuan dan pengalaman guru matematika dalam mengajar. Secara perspektif dan praktis pendidik bekerja dengan guru untuk membantu perkembangan dan memfasilitasi guru dalam pembelajaran matematika. Kegiatan penelitian pada tingkatan ini adalah mengusahakan pembelajaran pada diri sendiri. Kemudian guru, pendidik, dan peneliti mengintegrasian kegiatan penelitian dan praktek studi pembelajaran yang mendasar.
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahaan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Karena itu diperlukan kemampuan untuk memperoleh, dan mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika.
Kemajuan suatu bangsa tercermin pada keberlangsungan pendidikan bangsa itu. Bangsa dengan tingkat pendidikan yang memadai diyakini mampu menciptakan kehidupan yang beradap. Artinya peningkatan mutu pendidikan dianggap sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian yang besar agar kita dapat mengejar ketertinggalan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi yang mutlak kita perlukan untuk mengisi pembangunan.
Guru memegang peran strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut, peran guru sulit digantikan oleh yang lain. Dipandang dari dimensi tehnologi peran guru tetap dominan sekalipun tehnologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh tehnologi.
Peningkatan kualitas pendidikan dasar harus dilaksanakan secara terpadu, sistematis, bertahap dan berkesinambungan. Hal ini dilaksanakan terhadap:
1. Kesiswaan, terutama yang menyangkut aspek terjadinya drop out dan mengulang kelas, pembinaan pertumbuhan fisik siswa dan pembinaan mutu proses dan hasil belajarnya.
2. Ketenangan, baik guru maupun non guru.
3. Kurikulum serta sarana dan prasarana.
4. Penyediaan dana dan pengelolaannya.
5. Organisasi dan majemen sekolah.
6. Proses belajar mengajar.
7. Kerjasama sekolah dan masyarakat melelui komite sekolah.
Seringkali dalam pembelajaran matematika di kelas guru mendominasi kegiatan tersebut. Poros pembelajaran mutlak ada pada guru, sehingga proses belajar mengajar berjalan satu arah. Guru kurang mampu mengakomodasi permasalahan siswa-siswanya. Hal ini karena dengan jumlah jam mengajar yang terbatas, guru dituntut melaksanakan pembelajaran yang selalu menguras tenaga dan pikiran dengan model pembelajaran konvensional.
Dengan model pembelajaran konvensional siswa seakan hanya sebagai obyek pembelajaran. Setiap individu siswa pasti mempunyai tingkat pemahaman materi yang berbeda-beda. Mereka juga memiliki tingkat permasalahan yang berbeda-beda. Artinya dengan model pembelajaran yang mengesampingkan peran siswa akan memberikan dampak kurang baik pada prestasi belajarnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Karena itu diperlukan kemampuan untuk memperoleh, dan mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika.

readmore »»  

Indahnya Punya Pemimpin Cerdas Spiritual

Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Baik pemimpin negara, daerah, kantor, atau bahkan pemimpin rumah tangga. Ada 4 kecerdasan yang diperlukan, yaitu kecerdasan fisik, intelegensi, mental dan spritual.
Kecerdasan spiritual memberi kita kemampuan membedakan kecerdasan spiritual memberi kita rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku, dibarengi dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan. Tidak semua orang yang pengetahuan agamanya luas atau tekun beribadah bisa menjadi pemimpin yang berkecerdasan spiritual.
Menurut Joe Loper ciri-ciri orang berkecerdasan spiritual tinggi adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel (luwes), baik dalam sikap maupun cara berpikir
2. Kemampuan refleksi tinggi
3. Kesadaran terhadap diri dan lingkungan tinggi
4. Kemampuan berkontemplasi tinggi
5. Berfikir secara holistik (mengaitkan satu dengan lain hal)
6. Berani menghadapi dan memanfaatkan penderitaan (pasrah, ikhlas)
7. Berani melawan arus atau tradisi
8. Memelihara alam semesta.

Sedangkan berdasarkan teori Zohar dan Marshall (2001) dan Sinetar (2001) ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai kesadaran diri. Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari antuasi yang datang dan menanggapinya.
2. Mempunyai visi. Ada pemahaman tentang tujuan hidupnya, mempunyai kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
3. Fleksibel. Mampu bersikap fleksibel, menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, mempunyai pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan) dan efisien tentang realitas.
4. Berpandangan holistik. Melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan serta melampaui, kesengsaraan dan rasa sehat serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.
5. Melakukan perubahan. Terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo, menjadi orang yang bebas merdeka.
6. Sumber inspirasi. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang segar dan aneh.
7. Refleksi diri, mempunyai kecenderungan apakah yang mendasar dan pokok.

Aspek-aspek dalam kecerdasan spiritual

Sinetar (2001) menuliskan beberapa aspek dalam kecerdasan spiritual, yaitu :
1. Kemampuan seni untuk memilih, kemampuan untuk memilih dan menata hingga ke bagian-bagian terkecil ekspresi hidupnya berdasarkan suatu visi batin yang tetap dan kuat yang memungkinkan hidup mengorganisasikan bakat.
2. Kemampuan seni untuk melindungi diri. Individu mempelajari keadaan dirinya, baik bakat maupun keterbatasannya untuk menciptakan dan menata pilihan terbaiknya.
3. Kedewasaaan yang diperlihatkan. Kedewasaan berarti kita tidak menyembunyikan kekuatan-kekuatan kita dan ketakutan dan sebagai konsekuensinya memilih untuk menghindari kemampuan terbaik kita.
4. Kemampuan mengikuti cinta. Memilih antara harapan-harapan orang lain di mata kita penting atau kita cintai.
5. Disiplin-disiplin pengorbanan diri. Mau berkorban untuk orang lain, pemaaf tidak prasangka mudah untuk memberi kepada orang lain dan selalu ingin membuat orang lain bahagia.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Spiritual yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari :
1. Seringlah melakukan perenungan (kontemplasi) mengenai diri sendiri, kaitan hubungan dengan orang lain, serta peristiwa yang dihadapi. Hal ini untuk memahami makna atau nilai dari setiap kejadian dalam kehidupan.
2. Kenali tujuan hidup, tanggung jawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika segalanya mudah, lancar dan membahagiakan, berarti destiny (tujuan hidup) cocok. Sebaliknya bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.
3. Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang, dan kedamaian.
4. Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi dan intuisi. Inilah proses channeling dengan Tuhan. Datangnya sering simbolik, terkadang linier.
5. Ambil hikmah dari segala perubahan di dalam kehidupan (termasuk penderitaan) sebagai jalan untuk peningkatan mutu kehidupan kita.
6. Kembangkan tim kerja dan kemitraan, yang saling asah-asih-asuh.
7. Belajar melayani dan rendah hati.

readmore »»