SELAMAT DATANG DI DUNIA MATEMATIKA

22 Desember 2009

Indahnya Punya Pemimpin Cerdas Spiritual

Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Baik pemimpin negara, daerah, kantor, atau bahkan pemimpin rumah tangga. Ada 4 kecerdasan yang diperlukan, yaitu kecerdasan fisik, intelegensi, mental dan spritual.
Kecerdasan spiritual memberi kita kemampuan membedakan kecerdasan spiritual memberi kita rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku, dibarengi dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan. Tidak semua orang yang pengetahuan agamanya luas atau tekun beribadah bisa menjadi pemimpin yang berkecerdasan spiritual.
Menurut Joe Loper ciri-ciri orang berkecerdasan spiritual tinggi adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel (luwes), baik dalam sikap maupun cara berpikir
2. Kemampuan refleksi tinggi
3. Kesadaran terhadap diri dan lingkungan tinggi
4. Kemampuan berkontemplasi tinggi
5. Berfikir secara holistik (mengaitkan satu dengan lain hal)
6. Berani menghadapi dan memanfaatkan penderitaan (pasrah, ikhlas)
7. Berani melawan arus atau tradisi
8. Memelihara alam semesta.

Sedangkan berdasarkan teori Zohar dan Marshall (2001) dan Sinetar (2001) ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai kesadaran diri. Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari antuasi yang datang dan menanggapinya.
2. Mempunyai visi. Ada pemahaman tentang tujuan hidupnya, mempunyai kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
3. Fleksibel. Mampu bersikap fleksibel, menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, mempunyai pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan) dan efisien tentang realitas.
4. Berpandangan holistik. Melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan serta melampaui, kesengsaraan dan rasa sehat serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.
5. Melakukan perubahan. Terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo, menjadi orang yang bebas merdeka.
6. Sumber inspirasi. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang segar dan aneh.
7. Refleksi diri, mempunyai kecenderungan apakah yang mendasar dan pokok.

Aspek-aspek dalam kecerdasan spiritual

Sinetar (2001) menuliskan beberapa aspek dalam kecerdasan spiritual, yaitu :
1. Kemampuan seni untuk memilih, kemampuan untuk memilih dan menata hingga ke bagian-bagian terkecil ekspresi hidupnya berdasarkan suatu visi batin yang tetap dan kuat yang memungkinkan hidup mengorganisasikan bakat.
2. Kemampuan seni untuk melindungi diri. Individu mempelajari keadaan dirinya, baik bakat maupun keterbatasannya untuk menciptakan dan menata pilihan terbaiknya.
3. Kedewasaaan yang diperlihatkan. Kedewasaan berarti kita tidak menyembunyikan kekuatan-kekuatan kita dan ketakutan dan sebagai konsekuensinya memilih untuk menghindari kemampuan terbaik kita.
4. Kemampuan mengikuti cinta. Memilih antara harapan-harapan orang lain di mata kita penting atau kita cintai.
5. Disiplin-disiplin pengorbanan diri. Mau berkorban untuk orang lain, pemaaf tidak prasangka mudah untuk memberi kepada orang lain dan selalu ingin membuat orang lain bahagia.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Spiritual yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari :
1. Seringlah melakukan perenungan (kontemplasi) mengenai diri sendiri, kaitan hubungan dengan orang lain, serta peristiwa yang dihadapi. Hal ini untuk memahami makna atau nilai dari setiap kejadian dalam kehidupan.
2. Kenali tujuan hidup, tanggung jawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika segalanya mudah, lancar dan membahagiakan, berarti destiny (tujuan hidup) cocok. Sebaliknya bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.
3. Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang, dan kedamaian.
4. Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi dan intuisi. Inilah proses channeling dengan Tuhan. Datangnya sering simbolik, terkadang linier.
5. Ambil hikmah dari segala perubahan di dalam kehidupan (termasuk penderitaan) sebagai jalan untuk peningkatan mutu kehidupan kita.
6. Kembangkan tim kerja dan kemitraan, yang saling asah-asih-asuh.
7. Belajar melayani dan rendah hati.